Risiko keamanan dari kebijakan BYOD (Bring-Your-Own-Device) telah terdokumentasikan dengan baik, tetapi begitu pula manfaatnya bagi pengusaha dan karyawan. Bukti menunjukkan bahwa 36% pekerja jauh lebih produktif saat bekerja menggunakan perangkat pribadi.
“Penggunaan perangkat pribadi untuk bekerja tidak serta merta harus menimbulkan risiko keamanan. Kebijakan dan langkah-langkah siber yang tepat dapat membantu Anda memperoleh semua manfaat dari praktik ini tanpa risiko.” – Emil Isanov, CEO dan Pendiri ETech 7 |
Kebijakan BYOD juga membantu pemilik bisnis menghemat banyak uang. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk perangkat karyawan, atau perawatannya. Selain itu, kebijakan BYOD membuat kebijakan kerja jarak jauh lebih mudah dikelola, dan manfaat kerja jarak jauh menjadi lebih besar.
Namun, tidak ada daftar manfaat yang meniadakan risiko BYOD. Jika Anda ingin memperoleh semua manfaatnya, penting untuk memiliki strategi manajemen risiko yang proaktif. Panduan ini hadir untuk membantu Anda mengurangi risiko saat menerapkan strategi BYOD.
6 Risiko dan Masalah BYOD yang Paling Umum
1. Perangkat Hilang atau Dicuri
Bila perangkat karyawan hilang atau dicuri, informasi rahasia dapat jatuh ke tangan yang salah. Untuk mengurangi risiko ini, aktifkan enkripsi perangkat, gunakan kemampuan penghapusan jarak jauh, dan terapkan kebijakan kata sandi yang kuat.
2. Kebocoran Data
Sering kali, teman atau anggota keluarga juga dapat menggunakan perangkat pribadi karyawan untuk alasan lain. Masalah dengan praktik ini adalah mereka mungkin secara tidak sengaja melihat informasi sensitif pada perangkat tersebut. Gunakan kontainerisasi untuk memisahkan data pribadi dan profesional dan terapkan kontrol akses yang kuat untuk mengurangi risiko keamanan BYOD ini.
3. Kehilangan Data Saat Karyawan Keluar
Ketika seorang karyawan meninggalkan perusahaan, mereka mungkin masih memiliki akses ke data perusahaan yang tersimpan di perangkat pribadi mereka. Hal ini dapat menyebabkan potensi kehilangan atau penyalahgunaan data. Untuk mengatasi hal ini, pastikan Anda memiliki proses pemutusan hubungan kerja yang komprehensif yang mencakup pencabutan akses ke akun perusahaan dan penghapusan data perusahaan dari perangkat pribadi dari jarak jauh.
4. Penggunaan Wi-Fi Publik yang Tidak Aman
Koneksi Wi-Fi publik merupakan sumber umum serangan siber. Masalahnya adalah 72% karyawan mengaku menggunakan Wi-Fi publik untuk bekerja, dan 55% mengatakan mereka melakukannya meskipun ada kebijakan perusahaan yang melarangnya. Dorong penggunaan VPN jika karyawan harus bekerja menggunakan Wi-Fi publik. Selain itu, beri tahu mereka tentang risiko dan cara mengenali koneksi yang mencurigakan.
5. Sistem Operasi yang Tidak Didukung
Karyawan yang menggunakan perangkat lama mungkin secara tidak sengaja menimbulkan risiko keamanan pada jaringan perusahaan Anda. Untuk mengatasi hal ini, terapkan kebijakan yang mengharuskan perangkat menjalankan sistem operasi yang didukung dan terkini.
6. Aplikasi yang Tidak Kompatibel atau Berbahaya
Karyawan mungkin memasang aplikasi yang tidak mematuhi standar keamanan Anda atau mengandung malware. Untuk mencegah hal ini, gunakan solusi manajemen perangkat seluler (MDM) untuk mengontrol pemasangan aplikasi, menyediakan daftar aplikasi yang disetujui, dan mendidik karyawan tentang cara mengenali dan menghindari aplikasi berbahaya.
Cara Meluncurkan Kebijakan BYOD Risiko Rendah
1. Menilai Infrastruktur Anda Saat Ini
Mulailah dengan mengevaluasi sistem TI yang ada. Periksa apakah jaringan Anda dapat menangani beban tambahan dari perangkat pribadi. Identifikasi celah keamanan dan tentukan peningkatan yang diperlukan untuk memastikan semua perangkat dapat terhubung dengan aman dan efisien.
2. Menetapkan Tujuan Kebijakan
Tetapkan tujuan yang jelas untuk kebijakan BYOD Anda. Misalnya, tujukan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan mengizinkan mereka menggunakan perangkat yang familiar. Pastikan tujuan ini selaras dengan strategi bisnis perusahaan Anda secara keseluruhan, seperti mengurangi biaya perangkat keras.
3. Kembangkan Kebijakan BYOD yang Komprehensif
Buat draf dokumen kebijakan terperinci. Tentukan perangkat dan sistem operasi mana yang diizinkan. Uraikan penggunaan yang dapat diterima, seperti mengakses email dan aplikasi perusahaan, dan larang aktivitas seperti pengunduhan data yang tidak sah. Sertakan langkah-langkah untuk melaporkan perangkat yang hilang atau dicuri dan konsekuensi pelanggaran kebijakan.
4. Terapkan Langkah-Langkah Keamanan
Memperkenalkan protokol keamanan untuk melindungi data perusahaan. Menggunakan enkripsi perangkat untuk menjaga keamanan informasi. Menerapkan VPN untuk akses jarak jauh yang aman dan mewajibkan autentikasi multifaktor untuk mengakses data sensitif. Menerapkan solusi manajemen perangkat seluler (MDM) untuk memantau dan mengendalikan penggunaan perangkat.
5. Mendidik Karyawan
Lakukan sesi pelatihan wajib untuk semua karyawan. Jelaskan kebijakan BYOD, dengan fokus pada praktik keamanan seperti penggunaan kata sandi yang kuat dan pembaruan perangkat lunak secara berkala. Berikan petunjuk yang jelas tentang cara melaporkan insiden keamanan dan tawarkan dukungan berkelanjutan untuk memastikan kepatuhan.
6. Siapkan Dukungan TI
Buat tim dukungan TI khusus untuk membantu karyawan menyiapkan perangkat, memecahkan masalah, dan memastikan kepatuhan keamanan. Pastikan tim dukungan mudah diakses, baik melalui helpdesk, email, atau sistem obrolan.
7. Monitor dan Tinjauan
Pantau penggunaan perangkat dan kepatuhan keamanan secara berkala. Gunakan alat MDM untuk melacak aktivitas perangkat dan mendeteksi setiap upaya akses yang tidak sah. Jadwalkan tinjauan berkala terhadap kebijakan BYOD untuk mengatasi ancaman keamanan baru dan kemajuan teknologi.
8. Evaluasi & Tingkatkan
Kumpulkan masukan dari karyawan dan staf TI untuk menilai efektivitas kebijakan BYOD. Gunakan masukan ini untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Perbarui kebijakan dan materi pelatihan sesuai kebutuhan untuk memastikan kebijakan tetap efektif dan relevan.
Hindari Masalah BYOD dengan Bekerja Sama dengan Pakar Cyber
Seperti yang dicatat CloudSecureTech, 28,2% pekerja bekerja di lingkungan kerja hibrida dan 12,7% bekerja sepenuhnya dari jarak jauh. Angka ini kemungkinan akan meningkat seiring karyawan yang lebih muda memasuki dunia kerja dan mengharapkan kebijakan kerja jarak jauh. Anda dapat mengantisipasi tren ini dengan meluncurkan kebijakan BYOD berisiko rendah yang mempertimbangkan kebutuhan Anda.
Untuk bantuan tambahan dalam proses ini, hubungi ETech 7. Tim ahli kami yang terdiri dari spesialis dukungan TI, jaringan TI, dan konsultasi TI memiliki keterampilan yang Anda butuhkan untuk menyelaraskan kebijakan Anda dengan kebutuhan organisasi dan praktik terbaik umum.
Hubungi kami hari ini untuk konsultasi gratis.